Rencana pembangunan Bendungan Telake di Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), tampaknya belum bisa dinikmati dalam waktu dekat ini. Pasalnya, proses pekerjaannya belum selesai. Oleh karenanya saat ini para petani di sana menggantungkan kebutuhan perairan sawah mereka pada sistem tadah hujan.
"Kita tahun ini diuntungkan karena musim hujannya nyambung, ya jadi petani masih bisa lanjut, alhamdulillah. Kalau mengandalkan irigasi teknis kan kita belum maksimal, pembangunan Bendungan Telake terus dikejar. Kemarin pada penetapan lokasinya sudah dilakukan terus. Penetapan untuk saluran Irigasinya juga sudah dilakukan. Identifikasi pemilik juga sudah dilakukan oleh tim percepatan dari provinsi dan teman-teman BWS, jadi saya pikir tidak lama lagi dari itu. Tapi untuk tahun ini kita biasalah masih tergantung oleh tadah hujan dan alhamdulillah ini hujannya masih berlanjut dan teman-teman petani masih bisa," ungkap Camat Babulu, Margono Hadi Susanto.
Saat ini ada 10 desa yang menggantungkan pengairan sawahnya pada Bendungan Telake, sehingga kehadiran bendungan ini menjadi kebutuhan utama masyarakat hampir di seluruh Babulu.
"Semuanya ada 10 desa yang dilewati hampir semua dari Rintik, Gunung Makmur, Gunung Mulia, Gunung Intan, dan desa-desa lainnya," ungkap Margono.
Selain untuk perairan kebutuhan masyarakat dengan bendungan dan saluran irigasi Telake ini juga sebagai sarana pembuangan air limbah domestik.
"Jadi selain sebagai irigasi juga sebagai saluran pembuangan. Kalau di gambar desain yang saya lihat itu kan di samping aliran irigasi cukup besar, hingga bisa dibuat sebagai jalan," tutupnya. (moe/cal)