Kepolisian Republik Indonesia meluncurkan Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian (ASAP) digital nasional. Aplikasi itu memungkinkan mengetahui titik api guna meminimalisasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Fungsi dari aplikasi ini adalah melakukan pemantauan terjadinya kebakaran hutan dan lahan langsung dari tempat kejadian,” kata Kapolda Kaltim Irjen Pol Herry Rudolf Nahak, (15/9).
Cara kerjanya, lanjut jenderal bintang dua itu, dengan memasang kamera (Closed Circuit Television) pada Base Transceiver Station atau BTS milik Telkom di daerah-daerah yang dianggap rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Di Kaltim baru terpasang satu kamera. Lokasinya di kawasan PT ITCI, PPU. Untuk penambahan kamera lagi kami koordinasikan,” ungkapnya. Kamera ini, jelas Kapolda, memiliki kemampuan luar biasa. Bisa zoom hingga 15 kilometer dan pembesaran hingga 40 kali serta mampu melihat 360 derajad.
“Kamera dioperasikan lewat command centre yang berpusat di Gedung Polda Kaltim. Ketika muncul asap kebakaran, akan di zoom. Setelah dipastikan kebakaran, langsung siapkan tim untuk segera ke lokasi. Jadi bisa lebih cepat penanganannya,” ucapnya.
Terkait hot spot di Kaltim, Kapolda menyebut saat ini ada kurang lebih 500 titik yang dipantau. Mulai dari Kubar, Kukar, Kutim serta Berau. “Namun masih terkendali. Kita juga terbantu dengan hujan yang belakangan terus turun,” tandasnya. (Fredy Janu/Kpfm)