Investasi Hulu Migas Lesu, Ini Penyebabnya...

- Selasa, 12 Oktober 2021 | 16:43 WIB
Senior Manager Humas SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Wisnu Wardhana dalam paparannya pada acara temu media daerah 2021 di Novotel Balikpapan, Selasa (12/10).
Senior Manager Humas SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Wisnu Wardhana dalam paparannya pada acara temu media daerah 2021 di Novotel Balikpapan, Selasa (12/10).

Capaian investasi hulu pada sektor minyak dan gas (Migas) semester satu tahun 2021 ini ternyata sangat rendah. Berdasarkan data, saat ini pencapaiannya berada pada angka US$ 4,92 miliar atau sekitar 39,7 persen dari target yang ditetapkan sebesar US$ 12,38 miliar. Hal tersebut disampaikan Senior Manager Humas SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Wisnu Wardhana dalam paparannya pada acara temu media daerah 2021 di Novotel Balikpapan, Selasa (12/10).

“Investasi Hulu Migas ini masih cukup rendah. Ini menjadi PR kita bersama bagaimana caranya bisa memberikan penawaran baik. Tentu dibutuhkan dukungan dari para stakeholder, kemudahan perizinan dan lainnya. Semuanya itu pada akhirnya akan membuat para investor mau untuk melakukan investasi lanjutan,” kata Wisnu.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan lesunya investasi pada sektor hulu Migas tersebut. Pertama dari eksternal, yang mana saat ini dunia sedang bergegap gempita ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT). “Chevron yang dulunya Migas mau ke EBT, Qatar juga baru aja kemarin. Nah, ini yang menyebabkan investasi yang besarnya di Indonesia mulai lesu ke industri Migas,” lanjut Akademisi dan Pengamat Perminyakan Indonesia Rudi Rubiandini yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.

Kondisi tersebut diperparah lagi oleh orang Indonesia sendiri yang ikut-ikutan dengan menganggap bahwa EBT menjadi nomor satu dan harus didukung. “Ini dari internal, di dalam negeri sendiri ikut-ikutan bahwa industri Migas dikesampingkan sehingga peraturan-peraturan juga tidak berpihak. Itu salah, EBT kita dukung tapi jangan tinggalkan Migas. Tapi jangan khawatir, sebentar lagi investasi Migas akan kembali dengan segar,” ungkap mantan Kepala SKK Migas itu.

Faktor lainnya adalah karena lapangan atau sumur-sumur minyak di Indonesia yang usianya sudah semakin tua. Kalau pun ada lapangan baru, lokasinya sangat jauh hingga di laut lepas. “Beda dengan 40-50 lalu, kenapa perusahaan asing mau datang ke Kalimantan atau Indonesia karena di sini lapangannya masih virgin atau belum tersentuh. Lokasinya pun di tempat yang dekat, malah ada yang di darat. Tapi sekarang sumur-sumur itu sudah tua,” ucapnya. (Fredy Janu/Kpfm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X