Tahun Lalu PHK Tinggi, Disnakertrans Paser Belum Berani Prediksi PHK Tahun Ini

- Selasa, 22 Maret 2022 | 11:52 WIB

Pada tahun 2021 lalu, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di Kabupaten Paser meningkat sebanyak 642 orang. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Paser.

Kepala Disnakertrans Paser, Madju P. Simangunsong saat ditemui mengatakan, para pekerja yang terkena PHK sebagian besar merupakan karyawan tambang batubara. Pada situasi saat ini PHK sangat susah diantisipasi, pasalnya tergantung dari pertumbuhan ekonomi.

"Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi penyerapan tenaga kerja. Begitu sebaliknya, semakin rendah pertumbuhan ekonomi, maka semakin rendah penyerapannya untuk mengatasi cash flow tersebut. Mau tidak mau banyak PHK yang terjadi," kata Majdu, Senin (21/3). Menurutnya, keputusan para penyerap tenaga kerja dengan melakukan PHK telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak ada masalah yang signifikan. Hanya saja perbedaan persepsi dalam memandang undang-undang yang ada. Dia pun mengakui jumlah penyerapan tenaga kerja pada tahun 2021, lebih besar PHK.

"Kecil penyerapan tenaga kerja di tahun 2021 dan dikhawatirkan pada tahun 2022 ini dapat meningkat kembali PHK yang terjadi di Paser," imbuhnya. Sampai saat ini Pemkab Paser dalam mengatasi tingginya PHK belum mendapatkan kebijakan terbaik. Namun Disnakertrans mengantisipasinya dengan melakukan program-program non formal, yakni dengan melakukan pelatihan kemandirian.

"Ya kami hanya memiliki program kemandirian non formal saja, belum ada antisipasi yang lain untuk saat ini," jelasnya.

Menurutnya, pada tahun 2030 ke depan, potensi tambang di Paser semakin berkurang dan itu dampaknya sangat luar biasa, baik itu di tambahannya atau di hilirnya. "Salah satu faktor tersebut dapat meningkat lagi PHK di Paser. Untuk tahun 2022 ini kami belum berani memproyeksi kembali tinggi atau menurun PHK di Paser," ujarnya.

Pada saat ini, lanjut Madju, keadaanya rebound ekonomisaat ini memantul atau sedang kembali  jadi belum dapat diprediksi untuk saat ini. Mungkin ada pertumbuhan ekonomi namun kecil.

"Jadi kami belum berani prediksi tinggi atau rendah kasus PHK di Paser, terlebih lagi saat ini ada perang antar dua negara bisa jadi itu dapat berdampak juga kepada kita di Indonesia terkait pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya (tom/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X