Salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Paser, paska pandemi Covid-19 melanda yaitu menggerakkan obyek wisata yang ada.
Hal ini bertujuan dengan pengembangan obyek wisata yang ada, dapat mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan di sekitar wilayah objek wisata.
Diketahui, sekian banyak objek wisata yang berada di Paser yang akan dikembangkan secara berkelanjutan yakni wisata Saing Boga atau Gunung Embun.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Paser Muksin mengatakan, pengembangan berkelanjutan pada wisata tersebut dengan melakukan penataan dan penambahan fasilitas.
"Seperti membangun gazebo, stan kuliner atau UMKM, spot swafoto dan pos penjagaan. Penambahan fasilitas di Gunung Embun mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,4 miliar yang bersumber dari APBD tahun 2022," jelasnya.
Dan pekan depan sudah proses lelang, serta target pengerjaannya rampung sebelum hari jadi Kabupaten Paser pada 29 Desember mendatang.
Muksin melanjutkan, rencananya pihak Disporapar akan menggelar paralayang di Gunung Embun untuk menarik para wisatawan datang. Selain objek wisata Gunung Embun, wisata religi dan budaya Museum Sadurengas di Kecamatan Pasir Belengkong juga akan dikembangkan oleh Pemkab Paser.
Karena di Museum Sadurengas terdapat berbagai peninggalan bersejarah Kerajaan Sadurengas, mulai dari benda pusaka, alat musik tradisional, hingga tempat tidur raja.
Selain itu di area Museum Sadurengas juga berdiri Masjid Jami Nurul Ibadah yang merupakan masjid peninggalan Kerajaan Sadurengas dan menjadi masjid tertua di Paser. "Masjid tersebut didirikan pada zaman kekuasaan Sultan Ibrahim Khaliluddin," jelasnya.
Muksin menambahkan, pada tahun ini, pengembang wisata budaya dan religi Museum Sadurengas masih dalam pembuatan perencanaan, selain melalui APBD Kabupaten, ia juga berharap mendapat bantuan dari Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat dan ia sangat optimis pelaksanaannya dapat berjalan pada 2023 mendatang.
"Pelaksanaannya tahun depan, ada pembangunan untuk menunjang keberadaan kawasan wisata religi dan budaya. Seperti akses jalan, gerbang sebagai identitas bahwa kawasan ini sebagai kawasan religi dan wisata budaya," tambahnya.(tom/han)