Adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat pasokan hewan kurban yang masuk ke Balikpapan menjadi berkurang. Sementara, jelang hari raya Idul Adha tahun 2022 ini permintaan hewan kurban meningkat.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan, di Kota Balikpapan untuk hewan kurban membutuhkan sekitar 3.000 ekor sapi. Namun, saat ini stok yang ada baru sekitar 1.300 ekor. Sehingga masih membutuhkan 1.700 ekor.
Untuk memenuhi kekurangan tersebut, maka harus didatangkan dari luar daerah.
Sementara untuk ternak dari Jawa Timur, Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Tengah dan Selatan, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB) terkena lockdown setelah terkontaminasi wabah PMK.
Kabar baiknya, dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi sudah bisa masuk ke Balikpapan. Dengan syarat melakukan karantina selama 14 hari di daerah asal dan tiga hari di Balikpapan. Itu untuk memastikan bahwa sapi tersebut tidak menunjukkan gejala klinis seperti demam sampai 41 derajat, mulutnya sariawan dan pecah-pecah, air liur netes berlebihan dan kuku kaki melepuh.
“Ketika sapi itu tidak menunjukkan gejala klinis, baru diperbolehkan untuk dikirim ke rumah potong hewan (RPH) ataupun dijual,” kata Heria Prisni, Selasa (7/6). Dalam waktu dua minggu ke depan, lanjut Heria Prisni, akan datang sekitar 85 ekor sapi berdasarkan surat karantina dari NTT dan Sulawesi. Kemudian, berdasarkan surat yang masuk ke DP3 melalui rekomendasi dan sudah dalam tahap karantina ada sekitar 5.600 ekor kambing. “Jadi dua minggu nanti akan masuk kambing sekitar 5.600 ekor, dan sapi masih 85 ekor dari NTT dan Sulawesi,” ucapnya. (Fredy Janu/Kpfm)