Waswas Longsoran Besar Seperti 2007, Pemkot Harus Serius Tangani Kebocoran Waduk Telaga Sari

- Kamis, 23 Juni 2022 | 13:04 WIB
BAHAYA:Tenaga bantuan Pemkot Balikpapan sedang mengangkat sedimen di Waduk Telaga Sari, Kawasan Gunung Pasir, Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota yang mengalami kebocoran, pada Senin 20 Juni 2022. (FOTO : OKKY MAYHENDRA/BALIKPAPAN POS) H Hasyim
BAHAYA:Tenaga bantuan Pemkot Balikpapan sedang mengangkat sedimen di Waduk Telaga Sari, Kawasan Gunung Pasir, Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota yang mengalami kebocoran, pada Senin 20 Juni 2022. (FOTO : OKKY MAYHENDRA/BALIKPAPAN POS) H Hasyim

Bocornya Waduk Telaga Sari di kawasan Gunung Pasir untuk yang ketiga kali, membuat khawatir sejumlah kalangan sebab dikhawatirkan peristiwa 1 September 2007 yang menelan korban jiwa bisa terulang kembali. Pasca diperbaiki Waduk Telaga Sari sudah tiga kali mengalami kebocoran. Pertama Senin 17 Mei 2021, kemudian Sabtu 23 April 2022 serta  Minggu 19 Juni 2022.

Menurut alumni Fakultas Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, H Hasyim, kebocoran tersebut harus disikapi secara serius oleh Pemkot Balikpapan sebab kejadianya sudah berulang-ulang kali.

“Takutnya air itu masuk ke dalam tanah membentuk seperti kolam sehingga tanahnya jebol lalu menyebabkan longsoran cukup besar seperti tahun 2007 lalu yang menyebabkan korban jiwa,” ujar H Hasyim, kepada Balikpapan Pos, Rabu (22/6).

Ia meminta kepada Pemkot Balikpapan agar jangan meremehkan keringnya Waduk Telaga Sari karena air yang hilang bukan satu atau dua kubik saja tetapi ribuan kubik.

“Ini berbahaya mas karena dikhawatirkan air yang hilang masuk di dalam lobang yang kosong dalam tanah lalu amblas yang biasa menyebabkan banjir besar,” katanya.

Ia mengusulkan, untuk perbaikan selanjutnya airnya tidak ditampung lagi dalam jumlah yang besar. Sebab rawan terjadi banjir dan longsor parah.

“Sebab saya tidak tau fungsi sebenarnya waduk ini. Apakah sebagai pengendali banjir atau sebagai objek wisata,” ujar Hasyim.

Ketika ditanya siapa yang bertanggung jawab terhadap kebocoran waduk berulang-ulang kali ini, ia menilai yang terlibat dalam perbaikan kebocoran. Diantaranya Dinas Pekerjaan Umum (DPU), kontraktor pelaksana serta konsultan pengawas.

“Semua orang pasti sudah taulah kalau sebuah proyek pasti ada kontraktor, konsultan pengawas serta pemerintah kota dalam hal ini DPU. Ya mungkin kedepan kalau proyek-proyek cukup beresiko seperti ini harus diawasi secara ketat saat pelaksanaan pekerjaan agar azas manfaatnya jelas,” kata Hasyim.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya peran anggota DPRD dalam melakukan pengawasan sebab kalau terjadi sesuatu dalam proyek anggota legislative ikut bertanggung jawab terutama komisi yang membidangi proyek tersebut yakni Komisi III Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup dan Perhubungan.

“Saya kira anggota dewan wajib mengawasi sesuai tupoksinya. Pertama fungsi legislasi atau membuat Perda, kemudian fungsi budgeting atau penganggaran serta fungsi kontrol atau pengawasan. Jadi teman-teman di dewan harus bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu terhadap waduk ini. Apalagi anggaran perbaikan saya dapat info cukup besar hingga mencapai Rp2 miliar,” ujarnya.

Sementara itu, kontraktor pengerjaan Waduk Telagasari, H. Mansur menjelaskan, rembesan yang terjadi di Waduk Telaga Sari diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi sehingga tidak dapat menampung tekanan air.

Ia menuturkan, pihaknya akan segara melakukan perbaikan, namun waktu perbaikan akan belum dapat ditentukan. Sebab tergantung kondisi cuaca. Jika cuaca cerah kurang lebih satu minggu, sudah dapat menampung air kembali.

"Saat ini kami tengah melakukan monitoring di sekitar Waduk Telaga Sari, untuk mengetahui daerah mana saja yang mengalami rembesan. Kami berjanji akan melakukan perbaikan secara maksimal. Agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," pungkasnya.(vie)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X