Maratua Masuk Zona Merah Rawan Pangan

- Selasa, 5 Juli 2022 | 12:22 WIB

TANJUNG REDED - Kecamatan Maratua diklaim sebagai salah satu daerah rawan pangan di Kabupaten Berau. Lantaran kebutuhan pangannya masih bergantung pada daerah lain dan bukan daerah penghasil tanaman pangan.

Kepala Dinas Pangan Berau  Fattah Hidayat akan mengusulkan terkait penanganan ketahanan pangan di Kecamatan Maratua sebagai sumber pangan keluarga dengan membuat kegiatan kelompok rumah pangan lestari. Rencananya akan diusulkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perubahan.

"Pengembangan pangan lestari dengan cara membentuk kelompok wanita tani. Dan di Maratua memang belum ada yang membuat kelompok itu," katanya beberapa waktu lalu.

Caranya, kata Dia, dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan untuk bercocok tanam. Fokusnya pada tanaman alternatif selain beras. Untuk pemenuhan gizi keluarga.  "Jadi bisa menanam sayuran atau tanaman hidroponik. Dan itu cukup mudah asalkan ada kemauan kami siap membimbing," jelasnya.

Pihaknya telah bekerja sama dengan camat dan kepala kampung untuk bersama-sama menghidupkan ketahanan pangan di Pulau Maratua. Mengimbau agar bisa memberikan arahan kepada masyarakat supaya membentuk kelompok wanita tani. Nantinya kelompok tersebut perlu mengajukan proposal ke Dinas Pangan Berau untuk kemudian ditinjau kesiapannya.

"Kami usahakan paling tidak di APBD perubahan bisa dianggarkan. Membutuhkan dana sekira Rp 50 juta," sebutnya.

Adapun bantuan yang bisa diberikan nantinya berupa pupuk, bibit dan alat-alat untuk menanam. Pihaknya akan mengintervensi terkait kelompok yang menjadi prioritas.  "Apalagi di sana daerah wisata. Akan sangat bagus kalau bisa mengembangkan pekarangan pangan lestari. Bisa menjadi daya tarik baru," jelasnya.

Sejauh ini, Kecamatan Maratua memang belum ada keluhan kekurangan pangan. Yang menjadi perhatian tidak adanya sektor pertanian tanaman pangan di sana. Pihaknya sudah pernah survei dan mendapati adanya toko penjual beras dan kebutuhan pokok lain termasuk kelengkapan sembako.

"Perkembangan wisata di sana sudah sangat bagus, sayang kalau tidak didukung ketahanan pangan yang cukup. Karena bukan daerah penghasil, jadi beras masih bergantung dengan daerah lain," tandasnya. (hmd/ind)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X