Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan menemukan adanya 3 hewan ternak yang positif terpapar Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di kota Balikpapan.
Kepala DP3 Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan, temuan tersebut berdasarkan hasil laporan laboratorium Banjar Baru yang menyatakan 3 ekor ternak positif PMK.
Dimana masing-masing hewan yang dinyatakan PMK tersebut yaitu, 2 ekor kerbau dan 1 ekor sapi.
"Jadi kemarin ada yang sudah kami potong paksa. Dimana per tanggal 21 Agustus ketiga hewan ternak ini dinyatakan PMK. Dan kami juga sudah melakukan vaksin kepada 700 ekor sapi, mudah-mudahan sudah tidak ada lagi penyebarannya," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota Balikpapan, Senin (26/9).
Ditanya mengenai temuan hewan ternak yang dinyatakan positif PMK tersebut masuk melalui jalur apa, dia mengatakan bahwa hewan ternak tersebut masuk melalui jalur darat dari Samarinda ke Balikpapan. Namun tidak masuk melalui karantina.
"Mudah-mudahan berhenti di tiga hewan ini, karena sudah kami antisipasinya dengan melakukan vaksin," terangnya.
Ia menerangkan, untuk mengantisipasi adanya penyebaran penyakit PMK terhadap hewan ternak lainnya, di awal bulan Oktober ini, pihaknya akan melakukan vaksin booster kepada hewan ternak yang ada di Balikpapan.
"Jadi bukan hanya manusia yang dilakukan vaksin booster melainkan hewan ternak juga," tuturnya.
Dia menambahkan, kemudian dalam pengawasan penyebaran PMK ini pihaknya juga akan bekerja sama dengan Balai Karantina sehingga yang masuk di Balikpapan betul-betul hewan ternak yang sudah ada rekomendasi dari Balai Karantina.
"Tanpa surat karantina ini kami akan tolak dalam pemotongannya," tutupnya.
CIRI-CIRI HEWAN YANG TERINFEKSI PMK
Sejak ditemukan pada April 2022, penyebaran kasus PMK terus meluas ke sejumlah daerah di Indonesia. PMK adalah penyakit infeksi yang sering kali menjangkiti hewan ternak berkuku belah, termasuk sapi dan kambing. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Aphthovirus dari famili Picornaviridae.
Diduga, PMK menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. PMK juga bisa menular melalui produk hewan atau pertanian yang terkontaminasi Aphthovirus.
Meskipun PMK tidak menulari manusia, tetapi penyakit ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Sebab, PMK bisa menghambat perdagangan hewan dan produknya.