Gubernur Kembali Tepis Kekhawatiran Pembangunan IKN akan Merusak Alam

- Kamis, 10 November 2022 | 10:32 WIB
Isran Noor
Isran Noor

 Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 22 juta ton CO2-eq. Melampaui dari target yang ditetapkan oleh Bank Dunia.

Capaian itu pun diganjar dengan pembayaran pertama sebesar 20,9 juta dolar AS atau sebesar Rp 320 miliar dari Bank Dunia pada Selasa kemarin (8/11).

Kesepakatan ini berdasarkan penandatanganan emission reduction payment agreement antara Pemerintah Indonesia dengan forest carbon partnership facility Bank Dunia untuk kegiatan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di Kaltim.

Kemudian, Indonesia akan menerima pembayaran hingga 110 juta dolar AS untuk pengurangan emisi dan deforestasi dan degradasi hutan yang terverifikasi sesuai kesepakatan yang ada.

“Pembayaran ini sangat penting untuk meyakinkan masyarakat Kaltim bahwa upaya pengurangan emisi telah membuahkan hasil,” kata Gubernur Kaltim Isran Noor saat ekspose dan press conference program penurunan emisi gas rumah kaca berbasis lahan dengan sekema forest Carbon Partnership Facility- Carbon Fund di Hotel Grand Sinyur Balikpapan, Selasa (8/11).

Keberhasilan itu pun diharapkan dapat terus dijaga. Termasuk di tengah proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Yang dikhawatirkan akan membuat lingkungan alam semakin rusak.

Kekhawatiran itu langsung ditepis oleh Isran. Dia menegaskan bahwa pembangunan kawasan IKN tetap mempertahankan kelestarian hutan dan lingkungan hidup sekitarnya.

“Saya jamin dunia akhirat, karena Ibu Kota Nusantara didesain dengan sebuah kota lingkungan forest city,” ungkap orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltim itu.

Isran menjelaskan, di Ibu Kota Nusantara akan dibangun sebuah kota yang modern dengan syarat tidak merusak lingkungan.

“Di sana itu kan hutan tanaman industry, bukan alami. Nanti diganti dengan tanaman-tanaman endemik atau lokal di Kaltim seperti tanaman kayu meranti, bangkirai, kapur dan lainnya. Itu sudah ada persemainnya sekitar 25 hektare, yang nantinya setiap tahun menghasilkan minimal 20 juta batang pohon,” ucapnya. (Fredy Janu/Kpfm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X