2022, Serapan Beras Lokal Bulog Grogot Hanya Mencapai 79 Persen

- Sabtu, 21 Januari 2023 | 13:21 WIB
PETANI PADI:Dari 1.000 ton beras target Bulog Tanah Grogot untuk serapan dari petani lokal yang tercapai hanya hanya 788,85 ton atau hanya 79 persen. (FOTO:ILUSTRASI)
PETANI PADI:Dari 1.000 ton beras target Bulog Tanah Grogot untuk serapan dari petani lokal yang tercapai hanya hanya 788,85 ton atau hanya 79 persen. (FOTO:ILUSTRASI)

Serapan beras  Bulog Tanah Grogot dari petani lokal hanya 788,85 ton atau hanya 79 persen dari target 1.000 ton beras lokal pada 2022.

Kepala Perum Bulog Kancapem Tanah Grogot, Radhi Anshari mengatakan, 1.000 ton beras serapan dari petani lokal pada tahun lalu merupakan target tertinggi, dengan jumlah serapan yang didapatkan sudah mencukupi stok yang di butuhkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser. Serapan beras petani lokal tersebut didapati dari petani PPU, Sebakung Kecamatan Long Kali dan Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser.

"Daerah-daerah tersebut merupakan sentral produksi padi, untuk serapan beras lokal kami lakukan pada periode panen gadu dan panen rendeng," kata Radhi kepada media ini, Jumat (20/1).

Radhi melanjutkan, awal 2022 persedian beras Bulog Tanah Grogot 663,560 ton, kemudian mendapatkan pemasukan atau pasokan dari beras lokal 788,85 ton. Sementara untuk yang disalurkan 1.397,875 ton.

"Untuk stok terakhir kami pada 2022 ada 54,535 ton," ujarnya.

Dijelaskan, untuk penyerapan beras lokal dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan, pada 2018 sebanyak 4.183 ton, 2019 diangka 2.936,34 ton, 2020 mencapai 2.230,55 ton, 2021 mencapai 1.057 ton, sementara 2022 dengan 788,85 ton. Hal tersebut dipengaruhi Tak adanya pasar pusat atau tidak ada lagi program bagi warga tidak mampu seperti beras miskin atau beras sejahtera.

Untuk serap serial setiap tahunnya mengalami penurunan, pasalnya captive market kita yang hilang sejak 2018 seperti raskin atau rastra itu sangat berpengaruh, sehingga beras diserap dari petani lokal belum maksimal untuk disalurkan ke masyarakat, sisi lain untuk menghindari kerugian khususnya dari segi perusahaan.

"Jadi kita melakukan penyerapan sesuai target yang ditentukan kantor pusat, target 2022 itu 1.000 ton," jelasnya. Mengenai banyaknya bantuan beras saat Covid-19 yang disalurkan kepada masyarakat, Radhi menyatakan pada masa pandemi merebaknya virus corona kesusahan mendapatkan beras lokal, pasalnya petani lebih menjual langsung kepada pemerintah daerah atau dari perusahaan.

"Karena ada selisih harga dan sesuai serapan yang ditentukan oleh pemerintah, Bulog itu hanya menyerap diharga Rp 8.300 per kilogram. Contohnya saja, kalau ada yang beli Rp 8.500 saja, ya pasti lebih menjual yang diatas harga Bulog," imbuhnya. Radhi menambahkan, petani lebih memilih langsung menjual ke pasaran, ada selisih harga yang cukup lumayan, oleh karena itu serapan saat Covid-19 menurun.

"Karena bersaing dengan pihak-pihak yang punya anggaran untuk menyalurkan bansos berupa beras,"tambahnya.(tom/vie)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X