Sejumlah daerah di Kalimantan khususnya di wilayah Kalimantan Timur hingga kini masih kekurangan sumber air baku.
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan, Ekoregion Kalimantan Mini Farida mengatakan bahwa ketersediaan air di Kalimantan sebenarnya surplus, tetapi hanya sebesar satu persen yang bisa dipakai.
Ia menjelaskan bahwa kondisi ini sebenarnya bukan karena banyaknya pencemaran yang terjadi. Tetap lebih pada kondisi ekoregion di Kalimantan yang tidak memungkinkan, seperti kondisi struktural cenderung bebatuan tidak menyerap air, ada batubara ataupun gambut.
“Bukan karena kondisi banyaknya pencemaran atau apa, memang ada sebagian kecil tapi cuma kondisi ekoregionnya,” katanya ketika diwawancarai wartawan di sela-sela kegiatan Rapat Kerja Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Tahun 2023 dengan tema Institusionalisasi Pembangunan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ekoregion Kalimantan 2023 di Hotel Platinum Balikpapan, Selasa (7/3/2023).
Untuk itu, maka perlu dilakukan pengembangan pemanfaatan teknologi agar sumber daya air yang ada bisa dimanfaatkan semuanya dengan kondisi ekoregion di Kalimantan saat ini.
“Jadi teknologi nanti yang akan kita dapatkan sehingga kita bisa memanfaatkan semuanya. Sehingga di sini kita akan membicarakan teknologi apa yang akan dipakai, karena memang akregionnya seperti itu,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong kepada masing-masing pemerintah daerah yang ada di Kalimantan dalam membuat kebijakan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan, karena banyak daerah yang mendapatkan perhargaan Adipura. “Selanjutnya terkait sampah, ini kita semua dapat Adipura, kita berharap kebijakan-kebijakan dari pemerintah daerah,” ucapnya.
(MAULANA/KPFM)
