Hari kedua rombongan kunjungan kerja Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur H Hadi Mulyadi menuju lokasi Suaka Badak Kelian Kabupaten Kutai Barat. Areal konservasi tersebut dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Wagub berkunjung untuk melihat perawatan dan perkembangan badak cula satu bernama Pahu.
Untuk melihat badak dari dekat, petugas BKSDA mengatakan tidak boleh beramai-ramai karena keadaan Pahu mudah stress. Maka dari itu hanya empat orang yang melihat dari dekat. Yaitu Wagub Kaltim Hadi Mulyadi didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Muhamad Faisal dan dua orang tim dokumentasi.
Hadi Mulyadi sangat berterima kasih kepada BKSDA sudah merawat badak yang masih ada di Kaltim. Sebenarnya, masih ada satu lagi yang berada di Kabupaten Mahakam Ulu dan masih diusahakan dibawa ke Kelian.
"Terimakasih untuk BKSDA yang telah merawat dan memelihara Pahu, ini merupakan badak satu-satunya di Kubar. Untuk badak yang di Mahakam Ulu masih diupayakan untuk dapat dirawat di sini" ungkap orang nomor dua bumi etam saat kunjungannya ke Suaka Badak Kelian, Rabu (8/3).
Untuk kesehatan dan perkembangbiakan badak, BKSDA ke depannya akan melakukan cara inseminasi buatan/bayi tabung, karena kedua badak tersebut berjenis betina.
Dokter hewan Aidel Fitri menjelaskan luasan kawasan lahan pemeliharaan BKSDA Klian seluas 500 hektare sedangkan perawatan badak sekitar 20 hektare.
"Tidak hanya badak yang dirawat di sini, macan dahan, beruang madu, payau, primata owa, bekantan dan beruk", jelasnya.
Untuk diketahui biaya perawatan Pahu sebesar Rp 1,5 miliar yang mana dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. (*/bgs/ty/ono)