DPRD Balikpapan Menilai Jasa "Pak Ogah" Ampuh Mengurangi Titik Kemacetan

- Kamis, 16 Maret 2023 | 12:07 WIB
Edy Alfonso
Edy Alfonso

Maraknya pengatur lalu lintas ilegal atau kerap disebut sebagai "pak ogah" di setiap persimpangan jalan yang rawan macet dan tidak ada lampu lalu lintas. 

Seperti simpangan Jalan S Parman Gunung Guntur, simpang Jalan MT. Haryono menuju BJBJ. Simpang Jalan Soekarno Hatta KM 1 menuju Start 1 dan Simpang Jalan Soekarno Hatta KM 5 menuju Kariangau. 

Jasa "pak ogah" cukup ampuh mengatasi kemacetan arus lalu lintas di persimpangan jalan yang ada di Balikpapan. Sebagai ucapan terima kasih atas jasanya, seringkali pengguna jalan menyisihkan sedikit rezeki untuknya.

"Dengan adanya jasa pengatur lalu lintas dadakan atau pak ogah ini, sangat membantu penguna jalan untuk mengurai kemacetan di Balikpapan," kata Anggota DPRD kota Balikpapan Edy Alfonso kepada wartawan, Rabu (15/3)

Ia menjelaskan, bahwa mereka (pak ogah) tidak pernah meminta uang kepada pengendara yang lewat. Artinya mereka mengatur lalu lintas dengan sukarela.

Dia menuturkan, dengan adanya pengatur lalu lintas dadakan ini, membuat beberapa titik macet di Balikpapan berkurang. Sehingga kita harus mengambil sisi positifnya.

Menurut Edy, hal ini berbeda dengan "Pak Ogah" yang pernah ditemuinya di daerah lain, yang terkadang arogan dan meminta uang jasa kerena telah mengatur lalu lintas.

"Saya pernah lihat dulu di daerah Jawa. Kendaraan di baret pakai paku kalau tidak diberi uang. Tapi kalau di Balikpapan tidak begitu," terangnya.

Meski demikian, Edy menuturkan, adanya kehadiran "Pak Ogah" ini juga memberikan dampak negatif terhadap estetika Kota Balikpapan. Sehingga perlu dilakukan penindakan oleh dinas terkait, yakni Satpol PP dan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan. 

"Jadi perlu dilakukan penindakan atau  merekrut orang-orang tersebut. Bagaimana teknisnya, saya rasa Dishub dan Satpol PP, memiliki metode yang mujarab untuk mengatasi permasalahan itu," tuturnya.

Setelah dilakukan penertiban, Edy meminta pihak terkait turut memikirkan nasib pak ogah selanjutnya. Sebab pak ogah ini mencari makan dari jasanya. Jadi kalau ditertibkan, bukan sekadar penertiban. Tapi dibantu untuk mendapatkan pekerjaan lain. 

"Jadi butuh pemikiran yang luas, bukan dari satu sudut saja. Mereka pasti paham tentang itu," pungkasnya (Rab)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

RTRW PPU yang Baru Bakal Hapus Pertambangan

Rabu, 1 Mei 2024 | 15:15 WIB

Sehari Sampah di Kota Minyak Tembus 450 Ton

Rabu, 1 Mei 2024 | 13:23 WIB

Peta Zona Nilai Tanah Ditetapkan

Selasa, 30 April 2024 | 16:00 WIB

Kemenag Paser Akan Berangkatkan 243 CJH

Selasa, 30 April 2024 | 15:00 WIB

Tugu Bundaran Masjid Tupoksi Bagian Umum

Selasa, 30 April 2024 | 13:00 WIB
X