Tekanan inflasi di Kota Balikpapan berpotensi masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Salah satu faktor penyebabnya adalah gangguan cuaca yang tidak menentu serta ancaman El Nino. Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Balikpapan Bambang Setyo Pambudi dalam keterangan resmi dikutip, Rabu (2/8).
“Gangguan cuaca yang tidak menentu serta ancaman El Nino diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus – Oktober 2023. Ini berpotensi mengganggu kinerja produksi pangan di daerah produsen, sehingga menghambat distribusi ke wilayah Balikpapan,” kata Bambang.
Faktor lainnya, lanjut Bambang, tingginya permintaan untuk berbagai komoditas pangan dan jasa di Kota Balikpapan. “Ini disebabkan oleh adanya dua program srategis nasional, yakni RDMP Pertamina dan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN),” ungkapnya. Bambang menambahkan, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi.
Mulai dari pelaksanaan bazar murah TPID, koordinasi program pengendalian inflasi dan pelaksanaan operasi pasar SPHP yang terangkum dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Kemudian optimalisasi kerjasama antar daerah (KAD) eksisting dan penjajakan KAD baru, serta peningkatan edukasi dan pengendalian ekspektasi masyarakat melalui program sekolah paham rupiah dan inflasi (SPRI).
“Ke depannya, Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 3% ± 1%,” tuturnya.
INFLASI JULI 2023 TINGGI
Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, pada bulan Juli 2023 ini mengalami inflasi sebesar 0,53% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2023 yaitu sebesar 0,08% (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,67% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional (3,08% yoy) maupun inflasi gabungan dua kota di Provinsi Kalimantan Timur (3,56% yoy).
Inflasi pada Juli 2023 didorong oleh komoditas angkutan udara, ikan layang/ikan bonggol, rokok putih, rokok kretek filter dan kangkung. Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas angkutan udara sejalan dengan tingginya permintaan dengan adanya periode libur sekolah dan kegiatan kedinasan dari berbagai instansi di area Balikpapan.
Selain itu inflasi juga terjadi pada komoditas ikan layang/ikan benggol seiring dengan gelombang tinggi di bulan Juli 2023 yang menyebabkan turunnya hasil tangkapan nelayan. Sementara itu rokok putih dan rokok kretek filter turut mengalami kenaikan harga akibat adanya penyesuaian harga dari distributor sebagai dampak lanjutan dari rencana penyesuaian biaya cukai dan biaya distribusi yang meningkat, serta adanya peningkatan permintaan.
Adapun komoditas kangkung mengalami inflasi akibat masih tingginya curah hujan yang menghambat distribusi dari daerah penghasil sehingga menyebabkan terbatasnya pasokan di pasar. Disisi lain, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain daging ayam ras, sawi hijau, kacang panjang, semangka dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu.
Penurunan harga komoditas daging ayam ras didorong oleh konsumsi masyarakat yang mulai kembali normal. Selain itu, penurunan harga sawi hijau dan kacang panjang terjadi seiring dengan datangnya musim panen. FREDY JANU/ KPFM