Jembatan Mahulu Tanggung Jawab Siapa?

- Rabu, 16 Januari 2019 | 10:55 WIB

SAMARINDA. Jembatan Mahulu dipastikan gelap sampai waktu tidak ditentukan. Alasannya, jalur tersebut bukan merupakan kewenangan Pemprov Kaltim. Sehingga berat untuk dianggarkan. Masyarakat pun harus ekstra hati-hati saat melintas.
Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim, M Taufik Fauzi justru hendak melemparkan tanggung jawab tersebut kepada Pemkot Samarinda. Hal itu dilakukan karena alasan administrasi.
"Kami lihat dulu di administrasinya, apakah sudah diserahterimakan di pemkot atau belum. Nanti kami akan koordinasi dulu dengan pemkot," katanya kemarin.
Memang, lanjut dia pemprov sempat menganggarkan. Namun tidak bisa. Karena harus diserahterimakan dulu. Itu pun sebelum Taufik menjabat sebagai kepala dinas pada 2010 silam. Jika secara administrasi menjadi tanggung jawab provinsi, pihaknya pun siap menganggarkan.
"Kalau di administrasi bisa masuk, nanti kami masukkan ke program. Minimal di APBD-P 2019," tukasnya.
Memang, kata Taufik kebutuhan Lampu Penerangan Jalan Utama (LPJU) di Jembatan Mahulu menjadi keharusan. Tanpa adanya penerangan, dikhawatirkan akan berdampak pada keselamatan masyarakat.
"Memang harus diadakan. Karena itu untuk kenyamanan dan keamanan," sambungnya.
Lagi pula, lanjutnya, urusan penerangan jalan menjadi tanggung jawab PLN. Taufik pun tidak tahu berapa daya yang dibutuhkan untuk menerangi Jembatan Mahulu.
"Nah itu PLN yang tahu," tutup Taufik.
Kondisi Jembatan Mahulu saat ini masih butuh perawatan. Beberapa komponen pun masih ditemukan kerusakan.
Misal beberapa baut masih ditemukan longgar sehingga butuh pengencangan. Kemudian handrail (sandaran tangan, Red) juga perlu diperbaiki. Perawatan itu termasuk yang primer. Karena berhubungan dengan konstruksi jembatan. Taufik menjelaskan anggaran untuk perawatan jembatan pun berbeda. Disesuaikan dengan kebutuhannya.
Sebagai contoh perawatan sekunder yang juga diupayakan adalah pengecatan jembatan di seluruh rangka baja. Saat ini rangka dilapisi cat jenis galvanis berwarna perak. Jenis cat tersebut diyakini mampu melindungi permukaan baja dari karat.
"Hal itu dilakukan untuk memperindah tampilan jembatan lantaran warna yang ada sudah mulai buram. Cat galvanis ada juga beragam warnanya," pungkas Taufik.
Sebelumnya, Konsultan Pengawas Jembatan Mahkota II, Taufik Reynaldi menjelaskan, perawatan biasanya dilakukan setelah 1 tahun jembatan resmi dilintasi. Maka pemeliharaan pertama baru bisa dilaksanakan tahun depan. Soal kocek yang mesti dikeluarkan, ia tidak bisa memastikan. Karena menurutnya semua bergantung dari perbaikan yang dilakukan. “Tidak bisa kami hitung berapa besar pasti nilai perawatannya. Karena ada persentasenya,” ujar Taufik beberapa waktu lalu.
Lebih jauh ia menjelaskan, masa pemeliharaan jembatan sendiri memiliki rentang waktu tertentu. Setelah tahun pertama, perbaikan dilanjutkan kembali dua tahun berikutnya. Selepas itu, per 5 tahun baru jembatan mendapat pemeliharaan kembali.
“Tetapi makin lama angka perawatan akan makin besar. Pastinya tetap dilihat lagi kondisi komponen jembatan yang perlu mendapat perbaikan,” urainya.
Dua jembatan yang melintasi Sungai Mahakam diperlakukan tidak adil. Yakni Jembatan Mahkota II yang dibangun Pemkot Samarinda dan Jembatan Mahulu yang dibangun Pemprov Kaltim. Warga pun menuding terjadi diskriminasi pada pemelirahaan terhadap kedua jembatan itu.
Itu terlihat saat malam pergantian tahun (31/12). Situasi di Mahkota II begitu semarak dengan lampu penerang warna-warni. Jembatan yang dibangun sejak 2003, namun baru baru digunakan 1,5 tahun terakhir ini diserbu warga yang ingin melewatkan malam pergantian tahun di luar rumah.
Melalui Kolaborasi Pemuda Loa Janan, masyarakat mendesak agar lampu jembatan itu menyala. Kelompok pemuda itu membuat gerakan 1.000 lampu di Mahulu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Ismansyah mengatakan, LPJU di Jembatan Mahulu merupakan tugas Pemprov Kaltim.
"Bukan Pemkot (Dishub) pilih kasih atau tidak peduli dengan LPJU jembatan Mahulu yang kondisinya gelap sehingga warga merasakan dampak negatifnya, karena memang jembatan Mahulu dibangun oleh Pemprov Kaltim," ucapnya. (cyn/nha)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X