BAHAYA..!! di Kaltara Sudah 80 Titik Panas Terpantau

- Rabu, 6 Maret 2019 | 13:29 WIB

TANJUNG SELORKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di wilayah Kaltara. Bahkan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara, titik panas atau hot spot yang terpantau sejak Februari hingga kemarin (5/3), jumlahnya mencapai 80 titik.

Dengan tingkat keakuratan mencapai 51-100 persen, titik panas paling banyak terpantau di Kabupaten Nunukan. Pada awal Maret ini saja, sudah 23 titik terpantau (lengkapnya lihat infografis).

Sekretaris BPBD Kaltara Suwardi mengungkapkan, pihaknya masih terus memantau titik panas yang ada. Upaya penanggulangan melalui koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, pemadam kebakaran, Satpol PP, hingga aparat TNI dan kepolisian, yang merupakan mitra BPBD dalam mengatasi karhutla.

"Masyarakat agar lebih berhati-hati, terutama ketika memasuki musim kemarau. Karena banyak kebakaran yang terjadi turut dipengaruhi perubahan iklim," jelasnya pada acara Respons Kaltara di Kedai 99 (5/3).

Hal senada diungkapkan Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kaltara Zainudin. Menurutnya, perubahan iklim yang terjadi merupakan gejala El Nino. Menurut Zainudin, sebenarnya di Kaltara saat ini, juga tidak bisa disebut telah masuk musim kemarau karena masih ada hujan yang terjadi.

Namun karena gejala El Nino turut memengaruhi, membuat hutan dan layan cepat mengalami kekeringan yang membuat rentannya terjadi kebakaran. Ditambah masyarakat yang membuka lahan baru dengan cara dibakar.

"Untuk tahun ini data yang disampaikan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Kaltara berada di urutan ketiga terjadi Karhutla di Indonesia," sebut Zainudin. Kaltara masih berada di bawah Provinsi Riau dan Kaltim. Diakui Zainudin, jumlah karhutla tahun ini meningkat karena pada 2018, Kaltara tidak masuk 10 besar.

"Kebakaran lahan yang terjadi dipengaruhi kecepatan angin dengan gejala El Nino. Ini masih berlangsung hingga Mei mendatang," urainya.

Dengan kondisi iklim saat ini, BPBD mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati. Terutama ketika ingin melakukan pembakaran lahan, agar memperhatikan sekat bakar.

"Karhutla juga bisa terjadi karena ulah orang iseng (buang api) seperti di Tarakan. Berbeda dengan warga lokal yang sudah paham dan biasanya lebih dulu membuat sekat bakar (sebelum membuka lahan dengan cara dibakar)," pungkasnya. (uno/adv/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X