Bontang Serius Tekan Stunting

- Senin, 20 Mei 2019 | 12:48 WIB

BONTANG. Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni memastikan, Pemerintah Kota Bontang akan serius menekan angka stunting di Kota Taman.

Pasalnya ujar Neni, stunting ini telah menjadi masalah di Indonesia. Stunting diakibatkan oleh pola asuh, pola makan, dan sanitasi yang buruk.

“Jadi diseminasi stunting di Kota Bontang sebagai wujud nyata Pemkot Bontang untuk memerangi Stunting,” jelas Neni.

Untuk diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh minimnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orangtuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa melakukan upaya pencegahan.

Sementara itu, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik) dan pelayanan kesehatan.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan, dr Bahauddin menyampaikan bahwa diseminasi tersebut bertujuan untuk memberikan informasi tentang stunting untuk masyarakat, meningkatkan pemahaman serta kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting, dan mengajak peran serta OPD, organisasi profesi, organisasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan stunting di Kota Bontang.

Lebih lanjut, Bahauddin menekankan kepada masyarakat untuk memenuhi kecukupan gizi, lengkapi imunisasi dan perbaiki sanitasi. Terutama dimulai 1.000 hari pertama kehidupan sejak dalam kandungan dan pada masa dua tahun setelah kelahiran.

“Berdasarkan hasil pemantauan Status gizi balita tahun 2017, Kota Bontang, sebanyak 34,2 persen balita yang mengalami stunting. Pada Tahun 2018, berdasarkan data aplikasi e-PPGBM sebanyak 31,8 persen balita stunting. Dimana balita stunting tertinggi berada di usia 2-5 tahun sebanyak 22,4 persen dan 9,4 persen berada di usia kurang 2 tahun,” ujar Bahauddin. (ppid/adv/rin)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X