Investasi Kian Menarik di Generasi Milenial, Aset Investor Kalimantan Naik 103,4 Persen

- Kamis, 22 Desember 2022 | 14:19 WIB

Pertumbuhan aset investor di Indonesia Timur meningkat drastis dibandingkan Indonesia Bagian Barat. Nilai kepemilikan investor Kalimantan atas saham, obligasi dan surat berharga lainnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 103,4 persen menjadi Rp 60,92 triliun, sehingga menduduki peringkat pertama pertumbuhan aset investor.

 

SAMARINDA - Peringkat kedua diikuti oleh investor di Papua dan Maluku, dengan tingkat pertumbuhan aset sebesar 41,59 persen menjadi Rp 3,51 triliun. Sementara itu persentase pertumbuhan aset investor di Jawa dan DKI Jakarta hanya berkisar di angka 10,57 persen dan 10,16 persen, menjadi sebesar Rp 413,98 triliun dan Rp 3.071,94 triliun.

Saham-saham sektor keuangan dan infrastruktur merupakan pilihan utama investor Kalimantan, Papua dan Maluku. Kepala Kantor Perwakilan BEI Kaltim Dinda Ayu Amalliya mengatakan, berbagai daerah memang memiliki tipikal investor yang berbeda, ada yang trading atau yang rutin jual beli, ada juga yang jangka panjang. Kaltim rata-rata investor jangka panjang. Sehingga, wajar jika asetnya meningkat drastis.

Saat ini, minat investasi di Kaltim semakin tinggi, hal itu terlihat dari tumbuhnya galeri investasi di daerah ini. Kesadaran masyarakat Kaltim untuk investasi sudah tumbuh sejak lama, namun tempatnya di mana mungkin itu yang perlu kembali diarahkan.

Dengan banyaknya galeri investasi, masifnya sosialisasi bersama OJK Kaltim tentunya ini menciptakan minat masyarakat untuk investasi. Khususnya, saat pandemi Covid-19 kemarin, karena kebanyakan menghabiskan waktu di rumah akhirnya mencari cara bagaimana di rumah saja tapi tetap mendapatkan penghasilan. “Saat pandemi jumlah investor semakin banyak, ini terus berlanjut hingga sekarang,” jelasnya, Rabu (21/12).

Dilihat dari persentase pertumbuhan investor, wilayah Papua dan Maluku menduduki peringkat pertama dengan total pertumbuhan investor sebesar 46,05 persen, dari 70.418 investor di akhir 2021 menjadi 102.848 investor di November 2022. Pertumbuhan investor terbesar kedua diduduki Sulawesi, yang meningkat 45,70 persen dari 292.530 pada akhir 2021 menjadi 426.205 pada November 2022.

Tak mau ketinggalan, pertumbuhan investor wilayah Sumatra yang menempati urutan ketiga pertumbuhan investor dengan tingkat pertumbuhan sebesar 37,99 persen dari 1.227.757 investor di akhir tahun 2021 menjadi 1.694.170 investor di November 2022. Berbeda dengan wilayah lainnya, di mana demografi investor didominasi oleh gen Z dan milenial, demografi investor Papua dan Maluku didominasi oleh investor gen Z dan gen X.

Terpisah, Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, fenomena laju pertumbuhan investor serta nilai aset yang luar biasa di wilayah Indonesia Timur menunjukkan peningkatan literasi masyarakat yang semakin menyadari pentingnya investasi, khususnya di industri pasar modal. Inklusi tentang investasi pasar modal juga semakin meluas dan merata, yang sebelumnya didominasi wilayah Barat.

Walaupun perlahan tergerus, namun investor di wilayah DKI Jakarta masih mendominasi, hal ini terlihat dari nilai aset mereka di pasar modal, yaitu sebesar Rp 3.469,01 triliun, yang dimiliki oleh investor sebanyak 1.340.032. Disusul kemudian oleh wilayah Jawa dengan total nilai aset sebesar Rp 501.19 triliun, yang dimiliki oleh 5.632.412 investor atau 55,85 persen dari total investor.

“Tapi bila ditelaah lebih lanjut, nilai aset saham obligasi dan surat berharga lainnya rata-rata per investor di DKI Jakarta mengalami penurunan sebesar 10,21 persen menjadi Rp 4,55 miliar di November 2022 dari sebelumnya Rp 5,07 miliar di akhir tahun 2021,” ungkapnya.

Hal yang sama dialami pula oleh investor di Bali, NTB, dan NTT, serta Kalimantan. Kenaikan nilai investasi per investor terjadi di wilayah Papua dan Maluku serta Sulawesi, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 62,27 persen dan 13,19 persen.

Jika dilihat dari total nilai aset untuk masing-masing investor, maka terjadi penurunan di semua wilayah, kecuali untuk wilayah Papua dan Maluku, yang meningkat sebesar 23,37 persen menjadi Rp 655,41 juta di akhir November 2022 dari Rp 531,24 juta di akhir tahun 2021. (ndu/k15)

Catur Maiyulinda

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Potensi Perikanan Kelumpang Menjanjikan

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:45 WIB

Akhir Maret Arus Mudik dari Pontianak Mulai Naik

Senin, 18 Maret 2024 | 15:00 WIB
X